SEJARAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

 SEJARAH KODIM 0701/BANYUMAS
 
BAB  I
PENDAHULUAN

1.    Umum.

a.    Negara kita yaitu Negara Republik Indonesia yang berurut-berakar dari masa-masa yang silam, dimana nenek moyang kita seperti Sultan Hasanudin, Tendean Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Kapitan Pattimura, Trunodjoyo, Sri Singamangaraja, Tengku Umar Pangeran Hidajat dan lain-lainnya.
Beliau nenek moyang itulah yang tidak akan kita lupakan hingga sekarang dan seterusnya, bahkan wajib kita agungkan dan junjung tinggi serta kita wariskan kepada generasi yang akan datang.
b.    Sejak proklamasi 17 Agustus 1945  para pemuda mengorganisasikan dirinya dalam berbagai badan perjuangan untuk membela kemerdekaan. Di berbagai badan perjuangan ini dikoordinir oleh sebuah panitia aksi  yang bermarkas di Jalan Menteng Raya 31. Dalam waktu singkat   diberbagai tempat di Indonesia telah terbentuk badan-badan perjuangan seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API), Pemuda Republik  Indonesia Andalas di Sumatera Utara, Hisbullah, Sabilillah  dan di Sulawesi dibentuk Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) serta Pemuda Indonesia Maluku. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sidangnya tanggal 22 Agustus 1945 mengambil keputusan membentuk : Komite Nasional, Partai Nasional Indonesia dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Komite Nasional yang dibentuk di seluruh Indonesia dan berpusat di Jakarta, dimaksudkan sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan yang berdasarkan kedaulatan rakyat. Partai Nasional Indonesia dibentuk dengan maksud sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia, sedangkan Badan Keamanan Rakyat (BKR) ditetapkan sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP), yang merupakan induk organisasi yang ditujukan untuk memelihara keselamatan masyarakat. Pembentukan BKR dan bukan tentara dimaksudkan oleh para pemimpin pada waktu itu adalah untuk tidak membangkitkan permusuhan dari kekuatan-kekuatan yang ada yaitu kekuatan asing yang ada di Indonesia dan di dalam BKR terhimpun bekas PETA, Heiho, Keisatsuai dan Seinendan.
c.    Semangat keprajuritan telah dimiliki oleh para pahlawan dalam masa prasejarah maupun masa-masa penjajahan Belanda dan masa perjuangan rakyat antara lain PB. Jendral Sudirnan, Letjen Urip Somohardjo dan lain sebagainya, maka jelaslah bahwa TNI bukanlah bikinan Jepang atau gabungan dari beberapa orang saja tetapi TNI tumbuh dari kelaskaran organisasi pejuang masyarakat yang memiliki kemampuan misalnya seinendan, Keibadan, Heniko, Seidan Iyo dan yang terakhir adalah Tentara Pembelah Tanah Air (PETA), yang menggabungkan diri menjadi BKR (Badan Keamanan Rakyat) kemudian berubah menjadi TKR (Tentara Keselamatan Rakyat) selanjutnya berubah lagi menjadi TRI (Tentara Rakyat Indonesia) dan terakhir menjadi TNI sampai dengan sekarang dan berkembang sesuai dengan kondisi serta terbentuk menjadi beberapa Korp/kesatuan termasuk didalamnya adalah Kodim 0701/Banyumas.
                                                                                                         
d.    Pada tanggal 5 Oktober 1945, dengan sebuah maklumat Pemerintah Indonesia membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Maklumat yang singkat menyatakan bahwa untuk memperkuat peranan keamanan umum, maka dibentuk Tentara Keamanan Rakyat. Dengan adanya Pendaratan tentara sekutu yang disertai NICA, berdampak pada bentrokan bersenjata  antara rakyat dan tentara sekutu dengan NICA  serta adanya usaha pelucutan senjata Jepang menjadikan keadaan semakin genting, dalam situasi yang demikian maka lahirlah TKR.  Dengan maklumat berikutnya pada tanggal 6 Oktober 1945, Supriyadi pahlawan PETA  Blitar diangkat sebagai Menteri Keamanan Rakyat, sedangkan sebagai Kepala Staf Umum diangkat Urip Sumohardjo. Situasi semakin genting, sedangkan jabatan pimpinan tertinggi TKR belum juga terisi karena Supriyadi yang telah ditunjuk untuk memangku jabatan belum juga muncul. Dikalangan TKR timbul keinginan untuk segera mengisi kekosongan jabatan tersebut. Dalam konferensi TKR yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 12 Nopember 1945 Kolonel Soedirman Panglima Divisi V/Banyumas terpilih menjadi pimpinan tertinggi TKR. Dalam perkembangan selanjutnya yaitu pada tanggal 25 Januari 1946 Tentara Keamanan Rakyat diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Pada tanggal 5 Mei 1947 pemerintah mengeluarkan sebuah ketetapan yang bertujuan untuk mempersatukan semua kekuatan bersenjata yaitu TRI dan Laskar-laskar atau Badan-badan perjuangan. Untuk menetapkan hal tersebut dibentuk panitia yang diketuai oleh Presiden Soekarno dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri Pertahanan. Dalam rangka mengajukan rencana pelaksanaan  penyatuan laskar tersebut di atas dilaksanakan secara bertahap yaitu Tahap pertama dimana dalam daerah divisi, setiap partai boleh mempunyai laskar yang berkekuatan satu resimen, dan resimen tersebut digabung dalam satu Brigade Laskar. Tahap Kedua yakni Brigade Laskar menggabungkan diri dalam TRI yang kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden meresmikan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pimpinan tertinggi TNI pada waktu itu dipegang secara kolektif, yaitu terdiri atas seorang kepala dan beberapa anggota. Sebagai kepala pimpinan ditunjuk Panglima Besar Angkatan Perang Jenderal Soedirman.
e.    Komando Distrik Militer 0701/Banyumas dilihat dari sejarah terbentuknya tidak terlepas dari perjuangan  rakyat di Jawa Tengah pada umumnya, dan Banyumas pada khususnya dalam melawan kaum penjajah. dan juga karena adanya penyatuan komando dua Daerah Eks Karesidenan Pekalongan dan Banyumas di dalam satu Teritorium yang bermarkas di Purwokerto. Khusus untuk daerah Eks Karesidenan Banyumas menjadi Sub Teritorium 1 yang meliputi daerah Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, Brebes, Tegal dan Pemalang yang berlaku surut mulai tanggal 26 September 1950. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Panglima Teritorium IV/Divisi Diponegoro Nomor : 6/e.d/d.III/1952 Sub Teritorium I menjadi Resimen 12 Banyumas. Dengan adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada hakekatnya Kodim 0701/Banyumas telah terbentuk pada tahun 1960 semenjak disatukannya dua Daerah Eks Karesidenan Pekalongan dan Banyumas didalam satu sub Teritorium dan keabsahannya ditetapkan pada tahun 1962. Mengingat pentingnya sejarah satuan ini, serta sebagai upaya memupuk jiwa korsa khususnya prajurit Kodim 0701/Banyumas dan umumnya prajurit TNI-AD maka satuan Kodim 0701/Bms  berupaya untuk memelihara kebanggaan satuan, atas dasar itu perlu kiranya rangkaian sejarah kesatuan tersebut dibukukan guna melestarikan nilai-nilai heroik satuan untuk generasi yang akan datang, sehingga Kodim 0701/Banyumas semakin solid dan selalu mendarmabhaktikan dirinya kepada Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


2.    Maksud dan Tujuan
a.    Maksud. Untuk memberikan gambaran tentang terbentuk kesatuan Kodim 0701/Banyumas serta menambah karya sejarah militer Indonesia dan melihat kembali perjuangan rakyat Banyumas dan Pekalongan dalam melawan penjajah, sehingga setiap prajurit Kodim 0701/Banyumas memahami dan memiliki kebanggaan terhadap satuannya yang dilandasi semangat patriotisme, nasionalisme dan jiwa korsa yang tinggi
b.    Tujuan. Untuk mengungkapkan tentang latar belakang terbentuknya satuan Kodim 0701/Banyumas dan sebagai pedoman satuan dalam upaya melestarikan sejarah, sehingga akan terjaga kelestariannya bagi generasi selanjutnya.

3.    Ruang Lingkup dan Tata Urut
a.    Ruang lingkup.    Agar pembaca mudah dalam memahami Sejarah singkat satuan Kodim 0701/Banyumas maka tim penyusun membagi dalam beberapa bab meliputi : Pendahuluan, Sekitar Pembentukan Kodim, Perkembangan satuan, Pembinaan Satuan, Pengabdian dan Penutup.
b.    Tata Urut.    Adapun tata urut sejarah satuan Kodim 0701/Banyumas meliputi :


1.    Pendahuluan
2.    Selintas Pembentukan Kodim 0701/Banyumas
3.    Perkembangan Satuan Kodim 0701/Banyumas
4.     Pembinaan Satuan Kodim 0701/Banyumas
5.    Pengabdian Satuan Kodim 0701/Banyumas
6.    Penutup


BAB  II
PEMBENTUKAN KODIM 0701/BANYUMAS


    Banyumas daerah berhawa sedang terletak di sebelah selatan lereng gunung slamet, berada pada dataran yang selalu ijo royo-royo pertanda kesuburan, dengan sifat masyarakat yang cablaka dan tidak neka-neka serta memiliki logat bahasa yang spesifik, ternyata menyimpan potensi perjuangan yang membanggakan. Gunung Slamet sebagai salah satu lambang yang melekatpada kehidupan masyarakat Banyumas adalah gunung terbesar di pulau jawa yang senantiasa tampak kokoh, agung dan berwibawa seolah-olah menggambarkan watak serta jiwa masyarakat Banyumas yang sederhana, apa adanya, suka bersahabat, gemar bermusyawarah, kokoh dalam pendirian dan teguh dalam prinsip, karena itu Banyumas dikenal sebagai daerah tenang, aman dan tidak pernah bergejolak.
    Banyumas didirikan oleh R.Djoko Kaiman pada tahun 1582 ternyata menyimpan cerita-cerita menarik, heroik dan patriotik. Dari daerah ini lahir satria, prajurit, putra-putra terbaik bangsa yang ikut mengukir sejarah keemasan melalui darma bakti serta jasa-jasanya yang tak ternilai kepada bangsa & negara.
    Bara keprajuritan yang telah tertanam di dalam jiwa dan sanubari bangsa Indonesia umumnya dan masyarakat Banyumas pada khususnya ternyata tidak pernah padam. Ia akan membakar semangat juang lagi manakala datang bahaya besar yang mengancam kedaulatan bangsa dan negara.
    Seperti waktu petisi,  Mr. Gatot Mangkoepradja meminta pemerintah bala tentara Jepang untuk melatih pemuda-pemuda Indonesia dalam bidang kemiliteran untuk membela negara Indonesia merdeka kelak dikemudian hari, pemerintah bala tentara Jepang menerima baik petisi itu. Pemerintah bala tentara Jepang beranggapan bahwa propagandanya untuk melibatkan penuh rakyat Indonesia ke dalam mesin perangnya berhasil dengan baik. Maka dikeluarkanlah peraturan pemerintah, Osamu Seirei No. 44/tahun 1943 yang mengatur pembentukan Tentara Pembela Tanah Air (PETA),  yang direncanakan para perwira-perwiranya adalah orang Indonesia. Tentara Pembela Tanah Air itu juga akan membela daerah masing-masing, karena anggota-anggotanya diambil dari daerah yang bersangkutan.
    Dengan dibentuknya tentara PETA, maka terjadilah kesibukan-kesibukan di seluruh pulau Jawa dan Bali untuk menerima pendaftaran dan seleksi mental maupun kesehatannya, demikian juga untuk daerah Banyumas. Pemerintah bala tentara Jepang mengutamakan pemilihan calon-calon perwira PETA dari kalangan guru-guru, baik guru umum maupun guru-guru agama atau alim ulama. Rupa-rupanya Jepang mengambil faktor psycology dalam kehidupan orang Jawa maupun umat Islam, yang amat menaruh hormat kepada guru-gurunya, sedangkan bagi para santri-santri kyai atau ulama adalah panutan yang ditaati.
    Soetirto Dipodiwirjo, seorang wakil kepala kantor pengajaran dan pendidikan Karesidenan Banyumas ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pemilihan calon-calon perwira PETA untuk daerah Banyumas, yang bertugas menyeleksi calon-calon serta anggota pasukan PETA.
    Sesuai dengan jadwal maka Soetirto pun berangkat ke Bogor untuk mengikuti calon pemimpin PETA bersama-sama dengan calon-calon dari daerah lain. Adapun mereka yang masuk dalam daftar pilihan Soetirto untuk angkatan I ialah :
1.    Soetirto
2.    R.M Soesalit (putra RA. Kartini)
3.    Toeloes Soebroto
4.    Abimanjoe
5.    Brotosewodjo
6.    Mochamad Bachroen
7.    Moegihardjo
8.    Poedjisoemarto
9.    Soeratno
10.    Soerono
Setelah selesai mengikuti latihan Daidancho di Bogor, Soetirto kembali ke Purwokerto untuk menjadi Daidancho di Daidan Cilacap. Di wilayah Karesidenan Banyumas terbentuk empat Daidan (batalyon) yaitu:
    1. Daidan I di Cilacap yaitu Daidancho Soetirto Dipodiwirjo.
    2.   Daidan II di Kroya yaitu Daidanco Soedirman.
    3. Daidan III di Banyumas yaitu Daidanco Isdiman alumnus pendidikan Chudancho
    4. Daidan IV di Sumpiuh yaitu Daidanco Soesalit.
    Dari pembentukan pasukan PETA untuk daerah Banyumas, tidak sedikit tamtama pasukan PETA itu adalah pemuda-pemuda sehat desa yang dapat diselamatkan dari proyek rekruiting Romusha yang akan dikirim ke luar daerah Banyumas.
    Seperti pada masa penjajahan Belanda pada masa pendudukan Jepang pun daerah Banyumas dan juga Kedu merupakan tempat peristirahatan dan latihan tentara. Di kota Purwokerto Jepang menempatkan satu batalyon, yakni Yuda Butai di bawah pimpinan Mayor Mitsuomi Yuda. Markas batalyon menempati gedung SMU Negeri 2 sekarang di Jalan Jenderal Gatot Subroto, sedangkan kompi-kompinya disebar di Pekalongan, Banyumas, Cilacap dan beberapa tempat lain di Jawa Tengah bagian barat. Batalyon ini merupakan bagian dari Komando Kesatuan Pertahanan Jawa Tengah yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Junji Nakamura yang bermarkas di Magelang.
    Meskipun Jepang telah menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus  1945, namun penandatanganan penyerahan secara resmi baru dilaksanakan pada tanggal 2 September 1945 di Tokyo. Menyerahnya Jepang kepada Sekutu mengakibatkan terjadinya kekosongan kekuasaan di wilayah-wilayah yang semula diduduki oleh Balatentara Jepang. Meskipun secara fisik mereka masih berada di daerah jajahannya, akan tetapi secara politis mereka tidak berkuasa lagi,  karena telah menyerah kepada sekutu. Situasi yang demikian dimanfaatkan oleh pemimpin Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya dan mendirikan negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dalam waktu tiga hari berita Proklamasi telah sampai di wilayah Banyumas.
Pada tanggal 18 Agustus merupakan saat kritis bagi Jepang dalam rangka mengambil keputusan untuk membubarkan PETA, dengan alasan organisasi ini akan melakukan pemberontakan. Sebagai akibat tindakan Jepang di atas maka PETA di wilayah Banyumas dibubarkan kecuali Daidan yang bermarkas di Kroya, dengan satu alasan bahwa Dai San Daidan hanya patuh dan taat kepada pimpinannya sendiri yaitu Daidanco Soedirman. Pada saat terjadi pembubaran, Daidanco Soedirman tidak ada di tempat, beliau bersama dengan rekan PETA lainnya sedang ditahan di Bogor, yaitu beberapa saat sebelum proklamasi kemerdekaan, yaitu beberapa saat sebelum proklamasi kemerdekaan. Senjata berat dan alat perang lainnya dari bekas PETA yang telah berhasil dibubarkan ditimbun dan disimpan dalam gudang senjata di Markas Kido Hutai Purwokerto dan dijaga ketat oleh polisis Indonesia. Adanya pembubaran organisasi di atas memicu dengan cepat timbulnya suatu organisasi semi militer yang bertugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, bukan melaksanakan tugas pertahanan.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, berdasarkan maklumat pemerintah dibentuklah BKR pada tanggal 22 Agustus 1945. Pada mulanya BKR adalah bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) dengan tugas hanya menjaga kemanan rakyat. Anggota-anggota BKR pada umumnya terdiri atas bekas PETA, heiho, seinendan, KNIL yang republiken dan pemuda militan lainnya. Di wilayah Banyumas BKR dibentuk mulai dari tingkat Karesidenan sampai Kabupaten yang sebelumnya sudah dibentuk KNI terlebih dahulu di wilayah itu, adapun sebagai Ketua KNI dipilih Ishak Tjokro Hadisuryo, SH. Di daerah Banyumas pembentukan BKR diprakarsai oleh Soedirman, bekas Daidanco Kroya atas dasar surat dari BPKKP/BKR Pusat yang dibawa oleh R. Soetopo melalui K.H Aboe Dardiri.
Adapun susunan personel organisasi BKR untuk wilayah Purwokerto/Karesidenan Banyumas adalah sebagai berikut :
1.    Karesidenan Banyumas    :
       a.    Soedirman
       b.    Gatot Soebroto
       c.    Soetirto
2.    Kabupaten Banyumas     : Imam H
3.     Kabupaten Cilacap        : Soenardi
4.    Kabupaten Purbalingga   : Brotosiswoyo
5.    Kabupaten Banjarnegara :
      a.    Mochamad Bachrun
      b.    Soeprapto
Pada kenyataannya bahwa tindakan BKR tidak sekedar menjaga keamanan seperti tercantum dalam maklumat pemerintah, akan tetapi bergerak lebih jauh dan bahkan BKR memegang peranan penting sebagai penggerak roda perjuangan dalam menegakkan serta mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik dalam bidang sipil maupun dalam bidang militer.
Pada tanggal 1 sampai dengan 3 September 1945 dilangsungkan pertemuan antara bekas opsir PETA seluruh daidan se-Karesidenan Banyumas. Pertemuan diadakan di gedung Yosodarmo di Jalan Yosodarmo, Purwokerto dan dipimpin langsung oleh Soedirman. Hadir dalam rapat tersebut 60 (enam puluh) orang bekas opsir PETA, para tokoh partai dan wakil organisasi pemuda serta pejabat tinggi setempat, salah satu diantaranya adalah wakil Residen Banyumas Iskak Tjokrohadisuryo. Pertemuan berhasil membentuk BKR Banyumas yang berpusat di Purwokerto. Soedirman diangkat sebagai pimpinan umum, sedangkan Soetirto, bekas daidanco Cilacap sebagai wakilnya. Bekas Chuudancho Soerono (pernah menjadi Menkopolkan dan Ketua Umum DPP Angkatan 45) sebagai Komandan Pasukan Mobil, dan bekas Shoodancho Soepardjo Roestam (pernah menjadi Menkokesra) sebagai wakil Komandan Pasukan Mobil. Untuk membentuk dan memimpin BKR di tiap-tiap kabupaten dan kawedanan ditunjuk bekas perwira-perwira PETA yang berasal dari daerah yang bersangkutan. Brotosiswojo, bekas Chuudancho Banyumas, ditunjuk sebagai pimpinan BKR Kabupaten Purbalingga; Imam Adrongi, bekas Chuudancho Sumpiuh, sebagai pimpinan BKR Kabupaten Banyumas, pimpinan BKR Kabupaten Cilacap Moch. Bahroen. BKR Banyumas bermarkas di gedung Landraad sebelah timur alun-alun Purwokerto. Hasil keputusan rapat BKR adalah sebagai berikut :
1.    Orang Jepang yang berada di luar Purwokerto di data dan diinvebtarisir dan dikumpulkan menjadi satu.
2.    Mengumpulkan semua senjata baik yang berasal dari para pejuang PETA maupun yang masih milik tentara Jepang.
3.    Mengirim delegasi untuk mengadakan perundingan dengan pucuk pimpinan tentara Jepang Tasake.
Pada tanggal 9 September 1945 dikirim delegasi kepada pucuk pimpinan Tasake dan Residen / Sucokan Iwagise untuk mengadakan perundingan. Delegasi dipimpin oleh Soedirman dan didampingi oleh anggotanya yaitu : Iskak Tjokrohadisuryo, SH, Soetirto dan wakil dari golongan pemuda. Perundingan dilaksanakan di gedung Markas Kido Buti dan dijaga oleh pemuda kita dengan menggunakan senjata bambu runcing dan golok. Di tengah perundingan terlihat 5 (lima) orang tentara Jepang memasuki dan menyelinap ke gudang senjata, namun para pemuda dan rakyat yang sedang menjaga rapat langsung sigap mengadakan penyerbuan dan kelima orang tentara Jepang, yang kemudian langsung dibunuh seketika itu juga di tempat kejadian. Melihat dan menyaksikan sendiri semangat merdeka para pemuda dan rakyat akhirnya Jepang menyerah dengan segala peralatan perangnya yang ada. Adapun keamanan dari pada penyerahan senjata / alat perang tentara Jepang diserahkan kepada polisi, yang waktu itu di pimpin oleh Gatot Soebroto bekas Daidancho Banyumas, di samping itu juga dikumpulkan 400 orang Jepang yang berada di wilayah Pekalongan, Tegal dan Yogyakarta.
Senjata hasil rampasan atau penyerahan  dari Jepang di Purwokerto cukup untuk 6 (enam) Batalyon dengan perbandingan 1:2, yang dipertanggungjawabkan kepada Pudji Sumarto dan S. Taram, kebetulan mereka adalah bekas opsir PETA. Selanjutnya senjata dibagikan kepada BKR serta perorangan yang dianggap perlu untuk dipersenjatai, pada kenyataannya senjata yang terkumpul tidak hanya berasal dari wilayah Banyumas saja. Atas kebijaksanaan pimpinan BKR (Soedirman) senjata-senjata tersebut diberikan kepada wilayah asal penarikan senjata seperti : Pekalongan, Tegal dan Yogyakarta.
Walaupun secara resmi BKR mempelopori aparat keamanan setempat namun karena desakan situasi maka BKR juga mempelopori perebutan senjata dari tangan tentara Jepang. Ada beberapa Badan-badan perjuangan lainnya yang melakukan perbuatan yang sama, yaitu sebelum tentara resmi dalam bentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), kedua macam organisasi itu sesungguhnya telah mulai melakukan tugas militer bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka usaha menegakkan kedaulatannya.
Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk ternyata dirasakan kurang memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangannya dan kemajuan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, untuk itu perlu adanya pembentukan organisasi tentara untuk mempertahankan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945, baik untuk menghadapi musuh dari dalam negeri, terutama guna mempertahankan diri dari ancaman yang datang dari luar negeri. Setelah keluar dekrit tentang pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) pada tanggal 5 Oktober 1945, maka anggota-anggota BKR mentransformasikan diri menjadi anggota TKR. Pemuda-pemuda bekas PETA, heiho, KNIL republiken dan lain-lain yang tadinya belum memasuki BKR, memasuki TKR pula. Sesuai dengan perubahan BKR menjadi TKR, maka BKR Banyumas diubah menjadi Divisi V TKR dipimpin oleh Kolonel Soedirman. Divisi V meliputi wilayah Cirebon, Banyumas, sebagian wilayah Kedu dan sebagian wilayah Pekalongan. Divisi ini bermarkas di Purwokerto. Divisi ini mempunyai 6 resimen yang tersebar di beberapa tempat, antara lain :
    1)    Resimen 11di Jatiwangi
    1).    Resimen 12 di Cirebon
    2).    Resimen 13 di Tegal
    3).    Resimen 14 di Purworejo
    4).    Resimen 15 di Cilacap
    5).    Resimen 16 di Purwokerto
Walaupun pemerintah Jepang dengan aparatnya masih berfungsi, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang didirikan bersamaan dengan BKR pada tanggal 22 Agustus 1945, kemudian baru dibentuk di daerah Banyumas dan bermarkas di gedung bekas gereja di Ringweg (sekarang Jl. Bhayangkara) dengan ketua Mr. Hoed. Seperti daerah-daerah lain yang sejak September 1945 sudah mulai melepaskan diri dari kekuasaan Jepang, maka Soedirman didesak oleh beberapa golongan untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. Ini disebabkan karena situasi di seluruh daerah Banyumas sudah diambang keadaan gawat, di sana sini terjadi penyerobotan senjata oleh pemuda terhadap kesatuan Jepang, seperti yang terjadi terhadap rumah administratur Jepang di Sukaraja, sedangkan di Sumpiuh pemuda-pemuda mengepung asrama Kompi Jepang.
Untuk melaksanakan pengambilalihan kekuasaan dari Jepang, Soedirman dan tokoh-tokoh masyarakat daerah Banyumas, sejak awal September 1945 mengadakan pembicaraan-pembicaraan secara intensif, dan setelah memakan waktu hampir satu bulan penuh, barulah pengambilalihan kekuasaan itu tercapai. Kesemuanya dibatasi oleh wibawa dan kebijaksanaan yang dijalankan oleh Soedirman, sehingga tidak terjadi penyerbuan.
Kelahiran Kodim 0701/Banyumas tidak terlepas dari jiwa dan semangat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, karena proklamasi kemerdekaan merupakan puncak perjuangan Bangsa Indnesia.
Demi untuk mempertahankan apa yang telah dicapai (Proklamasi Kemerdekaan), maka para pejuang rakyat yang terdiri dari kelaskaran, bekas Heiko, Peta, Sainendon dan Koiboden yang telah dibubarkan oleh Jepang serta Para Pelajar, Pemuda, Buruh Tenaga-tenaga guru, rakyat, petani dan lain segera bergabung menjadi satu membentuk Organisasi bersenjata yang bernama BKR (Badan Keamanan Rakyat) pada tanggal 22 Agustus 1945 disyahkan tanggal 30 Agustus 1945, yang dipimpin oleh Bapak Soedirman, Bapak Gatot Soebroto dan Bapak Sutirto. Sedangkan untuk eks Karesidenan Pekalongan Badan Keamanan Rakyat ini dipimpin oleh Bapak Rochim Gondosuwito dan Bapak Iskandar Idris.
Pada tanggal, 12 Nopember 1945 dalam Konperensi TKR pertama yang diselenggarakan di Yogyakarta di bawah pimpinan Letjen Oerip Soemohardjo dengan acara pemilihan PBKD Sudirman Komandan Divisi Banyumas terpilih sebagai PB. Hasil pemilihan itu disyahkan oleh Pemerintah pada tanggal, 15 Desember 1945 Kol. Sudirman menjadi PB TKR Tentara Kebangsaan Indonesia lahir dari kandungan pejuangan Rakyat Indonesia yang melawan Tentara rezim penjajahan Jepang, Belanda, Inggris dan tumbuh dari Badan Keamanan Rakyat ( BKR ) dan pasukan Pemuda bersenjata yang bernama Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ).
Kemudian pada tanggal 23 Mei 1946 panitia besar reorganisasi menyetujui pembagian  wilayah menjadi 7 Divisi Tentara Rakyat Indonesia yang disyahkan oleh Presiden dan Menteri Pertahanan.
Dalam susunan oganisasi tersebut daerah Banyumas masuk dalam Divisi II TRI yang meliputi daerah Cirebon, Tasikmalaya, Tegal dan Banyumas dengan pimpinan Mayjen Abdul Kadir dengan Letkol Bambang Sugeng sebagai Kepala Stafnya.
Penyempurnaan organisasi semakin ditingkatkan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah dan dengan dikeluarkannya penetapan Presiden tanggal 3 Juni 1947 maka secara resmi pada tanggal tersebut telah berdiri Tentara Nasional Indonesia ( TNI ).
Untuk daerah Jawa Tengah berdasarkan Instruksi Panglima Divisi Diponegoro/Teritorium IV Nomor : 37 / B.4/D.III/1950 tanggal 10 Oktober 1950 Jawa Tengah tersusun 3 Sub Teritorium khusus untuk daerah eks karesidenan Banyumas dan Pekalongan menjadi Sub Teritorium I yang meliputi daerah kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, Brebes, Tegal, Pemalang yang berlaku surat mulai tanggal 26 September 1950.
Dari perkembangan dan perubahan yang terjadi pada hakekatnya keberadaan Kodim 0701/Banyumas telah terbentuk pada tahun 1960 semenjak disatukannya dua Daerah Eks Karesidenan Pekalongan dan Banyumas di dalam satu sub Teritorium.
Untuk membangun ketentaraan di Indonesia, pada bulan November 1945 atas prakarsa Letnan Jenderal Urip Sumoharjo selaku Staf Umum TKR  didalam komperensi TKR di Yogyakarta yang dihadiri Kepala Divisi dan Kepala Resimen se Jawa dan Sumatra untuk memilih pimpinan tertinggi TKR. Karena pimpinan tertinggi TKR yaitu Supriyadi tidak pernah menduduki posnya disebabkan kemungkinan telah dibunuh Jepang. Dalam Konferensi itu Kolonel Sudirman terpilih sebagai calon Panglima besar, sedangkan Letnan Jenderal Urip Sumoharjo tetap sebagai Kepala Staf Umum TKR setelah selesai konperensi Kolonel Sudirman segera kembali memimpin Divisi V melanjutkan gerakan mengusir sekutu yang telah terdesak di Magelang.
Dalam pembentukan BKR di Purwokerto pak Dirman terpilih sebagai pimpinan umum di Banyumas berhasil mengambil alih kekuasaan Jepang dan sekaligus merebut senjata-senjatanya tanpa adanya perlawanan  atau pertumpahan darah yang berarti.
Pada tanggal 5 Oktober 1945, Pemerintah RI mengeluarkan maklumat yang menyatakan pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan adanya maklumat  tersebut maka pak Dirman bersama rekannya bekas Daidanco Cilacap Sutirto Dipodiwiryo berhasil membentuk 2 Resimen TKR. Sutirto Dipodiwiryo menjabat sebagai Komandan Resimen I dan Sudirman sebagai Komandan Resimen II TKR.
 Pada tanggal 26 Juni 1946, Soekarno mengangkat Soedirman sebagai Panglima Besar Angkatan Perang. Promosi ini menempatkan angkatan udara dan angkatan laut di bawah komando taktis Soedirman. Kedudukan Soedirman diperkuat lagi ketika Presiden pada tanggal 5 Mei 1947 mendekritkan peleburan TRI dan organisasi kelasykaran menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Soedirman sebagaiPanglimaBesarnya.
Tugas berat berikutnya yang dihadapi oleh PB Soedirman adalah agresi militer Belanda pada tanggal 21 Juli 1947. Menghadapi kurang lebih 125.000 pasukan Belanda yang menyerang wilayah Republik tak membuat gentar jiwa PB Soedirman. Ia memerintahkan seluruh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk bertempur khususnya di kantong-kantong gerilya. Meski kalah dalam persenjataan, semangat juang TNI dan laskar-laskar rakyat tidaklah padam, walau dengan menggunakan taktik gerilya dan perang semesta semangat “merdeka atau mati” tertanam erat seluruh lapisan tentara maupun masyarakat.
          Demikian pula ketika menghadapi agresi militer Belanda yang kedua, 18 Desember 1948. Meski masih dalam kondisi sedang menderita sakit parah, semangat juang Soedirman merupakan teladan yang sangat terpuji. Sebagai seorang Panglima Besar merangkap Kepala Staf Angkatan Perang, Soedirman merasa memikul tanggung jawab paling besar jika terjadi konflik dengan Belanda. Ia tidak pernah lupa akan janjinya dulu ketika dilantik sebagai Panglima Besar,

BAB  III
PERKEMBANGAN SATUAN

Kodim 0701/Banyumas yang keberadaannya di bawah Korem 071/Wijayakusuma mengalami berbagai perubahan mulai dari pimpinan satuan, organisasi personel, material, piranti lunak serta pengabdian Kodim 0701/Banyumas dalam mendukung tugas pokok baik dalam bidang Hankam, bidang non Hankam maupun tugas Internasional yang disesuaikan dengan tuntutan tugas. Dengan dilandasi disiplin yang tinggi dan kesadaran total akan jatidirinya, maka satuan Kodim 0701/Banyumas diharapkan senantiasa handal dalam melaksanakan tugas pokok, yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Perkembangan Kodim 0701/Banyumas dari tahun 1960 meliputi :

1.    Pimpinan

Alih tugas dan jabatan dalam dinamika organisasi merupakan suatu konsekuensi dari tugas dan hal lumrah yang biasa terjadi dalam kurun waktu tertentu sesuai tuntutan dan tantangan tugas yang dihadapi, juga dalam rangka pembinaan dan penyegaran organisasi dan personel, seperti yang terjadi pada satuan Kodim 0701/Banyumas. Tahun 1957 s/d sekarang dengan nama Komandan Kodim 0701/Banyumas dijabat oleh :
1).     Letnan Kolonel Inf Taram (Baru tahap Pembentukan)  1957-1962
2)      Letnan Kolonel Inf Tugiran Prapto Sudarmo               1962-1968
3)      Letnan Kolonel Inf Rudjito                                      1968-1976
4)      Letnan Kolonel Inf Soetrisno                                   1976-1979
5)      Letnan Kolonel Inf Harsono                                     1979-1980
6)      Letnan Kolonel Art. MA Hutauruk                              1980-1983
7)      Letnan Kolonel Inf Soekanto                                    1983-1985
8)      Letnan Kolonel Inf Sudiyono                                    1985-1986
9)      Letnan Kolonel Inf Abdul Mutolib                              1986-1988
10)    Letnan Kolonel Inf Zaenal Abidin                              1988-1989
11)    Letnan Kolonel Inf Tarigan                                       1989-1990
12)    Letnan Kolonel Art Sofyan                                        1990-1991
13)    Letnan Kolonel Inf Anton Heri B                                1991-1993
14)    Letnan Kolonel Czi S. Kimun                                     1993-1994
15)    Letnan Kolonel Art Sularso                                       1994-1996
16)    Letnan Kolonel Inf Suratno, S.Ip                               1996-1998
17)    Letnan Kolonel Inf Rukidi                                         1998-2002
18)    Letnan Kolonel Inf A. Heru Meidi                               2002-2004
19)    Letnan Kolonel Art Tri Arifiono                                  2004-2005
20)    Letnan Kolonel Inf Herimi Suro Sugiarto                     2005-2006
21)    Letnan Kolonel Inf RM. Napitupulu, SE                       2006-2009
22)    Letnan Kolonel Kav Wawan Tjahjono, SH                   2009-2010
23)    Letnan Kolonel Inf. Narlyansyah, S. AP                      2010-2012
24)    Letnan Kolonel Inf Helmi Tachejadi Soerjono, SH        2012-s.d sekarang

2.    Satuan
        Berdasarkan instruksi Panglima Divisi Diponegoro/Teritorium IV   nomor : 37/B.4/D.III/1950 tanggal 10 Oktober 1950 Jawa Tengah tersusun 3 Sub teritorium. Khusus untuk daerah eks Karesidenan Banyumas dan Pekalongan menjadi Sub Teritorium I yang meliputi Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, Brebes, Tegal dan Pemalang. Pembagian wilayah ini mulai berlaku atau secara resmi dilaksanakan pada tanggal 26 September 1950, yang dipimpin dengan sebutan Kepala Teritorium I dan pada waktu itu dijabat oleh Letnan Kolonel Inf. Moch. Bachroen. Satuan sub teritorium I membawahi 3 Resimen yaitu Resimen 13 yang berada di wilayah Tegal, Resimen 15 berada di wilayah Cilacap dan Resimen 16 yang berada di wilayah Purwokerto.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Panglima Teritorium IV/Divisi Diponegoro Nomor : 6/e.d/d.III/1952 tanggal 28 Februari 1952 Sub Teritorium I menjadi Resimen 12 Banyumas.
Dari perkembangan dan perubahan yang terjadi pada hakekatnya keberadaan Kodim 0701/Banyumas telah terbentuk pada tahun 1950 semenjak disatukannya dua Daerah Eks Karesidenan Pekalongan dan Banyumas didalam satu sub Teritorium.
Kodim 0701/Banyumas saat ini berada di Jln. Jend. Soedirman No. 204 Purwokerto dengan membawahi 1 Pemerintahan, yaitu :  Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 Kecamatan 30 Kelurahan dan 301 Desa.    Letak wilayah   : Antara 1080 - 1100 BT dan 060 45’ - 070 50’ LS, Luas wilayah    : 132.759 Ha / 1.327,59 Km2.

Gambar 1. Peta wilayah Kodim 0701/Bms
Wilayah Kodim 0701/Bms terdapat beberapa sungai yang besar antara lain :
a)    Sungai Serayu.
b)    Sungai Logawa.
c)    Sungai Pelus.
d)    Sungai Tajum.
e)    Sungai Banjaran.
Di wilayah Kodim 0701/Bms terdapat Bendung Gerak Serayu yang dapat mengairi lahan pertanian di wilayah Banyumas dan sekitarnya.
Struktur organisasi Kodim 0701/Bms sesuai Peraturan Kepala Staf TNI AD Nomor Perkasad / 18 / IV / 2008 tanggal 8 April 2008. Kodim 0701/Banyumas membawahi 25 Koramil, 27 Kecamatan, 301 Desa, 30 Kelurahan dan 353 Babinsa dengan jumlah personel nyata : 542 orang militer dan 35 orang PNS, berada pada prioritas II ( 80 % - 90 % ). Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :
a.    Koramil 01    terdiri dari    : 13 Kelurahan
b.    Koramil 02    terdiri dari    : 12 Desa
c.    Koramil 03    terdiri dari    : 13 Desa
d.    Koramil 04    terdiri dari    : 18 Desa
e.    Koramil 05    terdiri dari    : 19 Desa
f.    Koramil 06    terdiri dari    : 16 Desa
g.     Koramil 07    terdiri dari    : 12 Desa
h.    Koramil 08    terdiri dari    : 12 Desa
i.    Koramil 09    terdiri dari    :   9 Desa
j.    Koramil 10    terdiri dari    : 11 Desa dan 3 Kelurahan
k.    Koramil 11    terdiri dari    : 15 Desa
l.    Koramil 12    terdiri dari    : 12 Desa
m.    Koramil 13    terdiri dari    : 15 Desa
n.    Koramil 14    terdiri dari    : 10 Desa
o.    Koramil 15    terdiri dari    : 16 Desa
p.    Koramil 16    terdiri dari    :   9 Desa
q.    Koramil 17    terdiri dari    : 12 Desa
r.    Koramil 18    terdiri dari    : 10 Desa
s.    Koramil 19    terdiri dari    : 12 Desa
t.    Koramil 20    terdiri dari    : 10 Desa
u.    Koramil 21    terdiri dari    : 11 Desa
v.    Koramil 22    terdiri dari    : 13 Desa
w.    Koramil 23    terdiri dari    : 20 Desa
x    Koramil 24    terdiri dari    : 14 Desa
y.    Koramil 25    terdiri dari    : 14 Kelurahan

BAB IV
PEMBINAAN SATUAN


    Kodim 0701/Bms dalam rangka pembinaan satuan, dari tahun 1957 sampai dengan sekarang telah banyak berbagai macam perubahan-perubahan organisasi secara internal maupun eksternal guna menunjang kelancaran dalam melaksanakan tugas satuan, untuk selalu meningkatkan pengorganisasian dalam pembinaan satuan.
Sesuai Peraturan Kepala Staf TNI AD Nomor : Perkasad / 18 / IV / 2008 tanggal 8 April 2008. Kodim bertugas pokok menyelenggarakan pembinaan kemampuan, kekuatan dan gelar kekuatan, menyelenggarakan pembinaan teritorial untuk menyiapkan wilayah pertahanan di darat dan menjaga keamanan wilayahnya dalam rangka mendukung tugas pokok Korem.


5.    Sasaran.     Sasaran program kerja Kodim 0701/Banyumas meliputi sasaran pembinaan kemampuan dan sasaran pembinaan kekuatan sebagai berikut :
a.    Sasaran Kemampuan.    Sasaran program kerja Kodim 0701/Banyumas meliputi sasaran pembinaan kemampuan dan sasaran pembinaan kekuatan sebagai berikut :
    1)    Kemampuan bidang Intelijen/Pam.

a)    Bidang pembinaan Intelijen.
(1)    Bidang pembinaan pengembangan kekuatan Intelijen.
(a)    Terwujudnya organisasi Intelijen yang profesional dan tanggap terhadap perubahan situasi.
(b)    Tercapainya pengisian personel secara kuantitas dan kualitas terpenuhi 80 % sesuai dengan TOP/DSPP.
(c)    Terpenuhinya materiil khusus Intelelijen (Matsusin) sesuai dengan perkembangan teknologi hingga mencapai 60 % sesuai dengan TOP/DSPP.
(d)    Tersedianya peranti lunak yang cukup dan valid serta operasional.

2)    Bidang pembinaan pengembangan kemampuan Intelijen.
(a)    Penyelidikan.        Terpeliharanya kemampuan melaksanakan penyelidikan dalam rangka deteksi dini dan pencegahan dini di semua tingkat satuan untuk mendukung tugas pokok Komando.
(b)    Pengamanan.    Terpeliharanya kemampuan melaksanakan pengamanan personel, materiil, berita, dokumen, kegiatan, militer, operasi dan obyek vital Nasional yang bersifat strategis serta pengamanan terhadap VIP/VVIP.
(c)    Penggalangan.    Terpeliharanya kemampuan melaksanakan penggalangan dan pembentukan opini dalam menciptakan kondisi yang dikehendaki untuk kepentingan tugas.

b)    Bidang pengamanan personel.
(1)    Terselenggaranya kegiatan pengamanan personel Militer dan PNS serta keluarga besar Kodim 0701/Banyumas sehingga dapat menjamin kesetiaan terhadap Pancasila dan UUD 1945 serta mempunyai kesadaran hokum, disiplin dan tata tertib.
(2)    Meningkatnya penyelenggaraan penelitian personel disertai dengan keberadaan personel penyelenggara yang bersih dari unsure KKN baik keikut sertaan dalam seleksi werving personel/pendidikan maupun dalam rangka kepentingan dinas lainnya.
(3)    Meningkatnya penataan tabulasi data dan pencatatan personel untuk kepentingan Binpers.

c)    Bidang pengamanan materiil.     Terwujudnya pengamanan perbekalan, peralatan, perbendaharaan dan keuangan serta pencegahan terjadinya kerugian atas tanah dan bangunan/instansi aset Kodim 0701/Banyumas.

d)    Bidang pengamanan berita dan kegiatan.
(1)    Terselenggaranya pengamanan dokumen, informasi dan kegiatan serta mencegah kebocoran, kehilangan, kerugian personel dan materiiil Kodim 0701/Banyumas.
(2)    Meningkatnya upaya pengamanan kegiatan baik pada saat latihan, operasi maupun kegiatan lainnya guna menghindari terjadinya kecelakaan akibat pihak sendiri maupun pihak lawan yang dapat merugikan masyarakat dan satuan baik di bidang personel, materiil maupun pencapaian tugas.
(3)    Terselenggaranya kegiatan baik yang bersifat rutin maupun operasi harus memperhatikan faktor keamanan dengan membuat rencana pengamanan dan harus berpedoman pada Protap/ketentuan-ketentuan yang berlaku.
(4)    Terselenggaranya kegiatan yang melibatkan personel jajaran Kodim 0701/Banyumas harus terawasi dan terkendali sehingga tidak terjadi penyimpangan terhadap tugas pokok.

e)    Bidang Administrasi Intelijen.
Terselenggaranya kegiatan administrasi Intelijen dengan baik dan benar agar dapat digunakan oleh pimpinan maupun pengguna sesuai aturan yang telah ditentukan.

2)    Kemampuan Pembinaan Teritorial
a)    Terwujudnya kemampuan perencanaan, pengawasan dan pengendalian program pembinaan teritorial yang berhasil guna dan berdaya guna melalui pembinaan perlawanan wilayah, Bhakti TNI dan komunikasi sosial.
b)    Terwujudnya peningkatan kemampuan pembinaan teritorial baik pada tingkat perorangan maupun tingkat satuan dihadapkan pada dinamika perubahan lingkungan strategis dalam rangka tercapainya sasaran pembinaan teritorial.
c)    Terwujudnya kemampuan pembinaan perlawanan wilayah yang ditujukan pada kegiatan penyusunan tata ruang wilayah pertahanan, pembinaan SDA/SDB serta SDM dan pembinaan ketahanan kondisi sosial masyarakat bagi kepentingan pertahanan Negara aspek darat.
d)    Terwujudnya kemampuan komunikasi sosial baik tingkat perorangan maupun tingkat satuan dalam menyampaikan pikiran dan pandangannya yang terkait dengan pemberdayaan wilayah pertahanan dan terjalinnya hubungan yang harmonis dengan seluruh komponen bangsa untuk kepentingan pertahanan Negara aspek darat.
e)    Terwujudnya kemampuan satuan jajaran Kodim 0701/Banyumas dalam melaksanakan Bhakti TNI dalam membantu pemerintah guna meningkatkan pembangunan dan mengatasi kesulitan masyarakat dengan membangun, memelihara, meningkatkan dan memamtapkan Kemanunggalan TNI-Rakyat dalam rangka kepentingan pertahanan Negara di darat.

3)    Kemampuan dukungan.
a)    Kemampuan K4I PP.    Terwujudnya kemampuan menyeleng-garakan Komando, Kendali, Komunikasi, Komputerisasi, Informasi, Pengamatan dan Pengintaian guna menjamin ketepatan, kecepatan dan kerahasiaan dalam penyelenggaraan pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan.
b)    Terwujudnya kemampuan menyelenggarakan dukungan administrasi meliputi personel, logistik peranti lunak dan manajemen guna menjamin pelaksanaan pembinaan dan penggunaan kekuatan secara berlanjut, terpadu, terarah, efektif dan efisien dalam suatu keutuhan sistem.

b.     Sasaran kekuatan.        Arah pembinaan kekuatan Kodim 0701/Banyumas ditujukan untuk memelihara hasil yang telah dicapai pada tahun anggaran sebelumnya serta melanjutkan pemantapan satuan dengan cara melengkapi personel, materiil, fasilitas pangkalan dan peranti lunak secara bertahap dan selektif disesuaikan dengan alokasi dukungan dana/anggaran yang tersedia dari Komando Atas dengan kegiatan sebagai berikut :
1)    Terlaksananya pengisian personel, materiil dan fasilitas pangkalan bagi satuan Prioritas III (60 % - 80 %).

a)    Makodim 0701/Bms
b)    Koramil 01/Pwt Utara.
c)    Unit Intel Dim 0701/Bms.

2)    Terlaksananya pemberdayaan Koramil Model untuk sarana Diklat

c.    Sasaran Penyiapan dan Penggunaan Kekuatan.            Arah penggunaan kekuatan satuan jajaran Kodim 0701/Bms ditujukan untuk penyiapan serta pengerahan personel dan satuan dalam rangka menjaga stabilitas keamanan wilayah serta menjaga kesinambungan pembangunan dengan rencana kegiatan sebagai berikut :
1)    Terlaksananya penyiapan dan pengerahan satuan jajaran Kodim 0701/Bms dalam rangka membantu tugas-tugas Polri guna mencegah dan menanggulangi kerusuhan massa sesuai kebutuhan serta kemungkinan kontijensi yang timbul di daerah.
2)    Terlaksananya penyiapan serta pengerahan Koramil jajaran dan Unit Intel Dim 0701/Bms dalam rangka deteksi dini dan cegah dini terhadap ancaman dan gangguan keamanan di wilayah.
3)    Terlaksananya penyiapan serta pengerahan personel dan satuan jajaran Kodim 0701/Bms untuk melaksanakan operasi Bhakti serta operasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dengan rakyat sesuai petunjuk dari Komando Atas.
Untuk kekuatan Personel Kodim 0701/Banyumas menggunakan dasar Peraturan Kasad Nomor Perkasad/18/IV/2008 tanggal 8 April 2008 tentang Organisasi dan Tugas Kodim. Namun dengan adanya kebijaksanaan Pangdam IV/Diponegoro tentang adanya Koramil Model dan Koramil Mantap, maka jumlah personel baik militer maupun PNS (Pegawai Negeri Sipil) mengalami perubahan, yaitu untuk Koramil Mantap 2 Babinsa membina 1 Kelurahan dan untuk Koramil lainnnya 1 Babinsa membina 1 Desa.
2)    Pembinaan Karier yang meliputi bidang pendidikan, jabatan dan kepangkatan.
3)    Pemisahan Personel
4)    Pembinaan Hukum, Mental, Tata tertib dan Protokoler .
a)    Melaksanakan Bintal Fungsi Komando secara rutin sebulan sekali agar terwujud penegakan disiplin bagi seluruh personel TNI dan PNS Kodim 0701/Bms
b)    Melaksanakan jam Komandan secara rutin setiap hari Senin sehabis Upacara Bendera secara intensif sesuai kebutuhan.
c)    Melaksanakan peringatan hari besar agama di Satuan dengan melibatkan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
d)    Mengadakan pengecekan kelengkapan dan ketertiban perorangan secara rutin setiap bulan dan secara intensif sesuai situasi.
e)    Mengadakan kegiatan Sholat Dhuhur berjama’ah dilanjutkan membaca Al Qur’an setiap hari yang diikuti seluruh anggota Makodim.
f)    Melaksanakan upacara pemakaman jenazah angota TNI/Purnawirawan/ LVRI yang mempunyai hak pemakaman secara Militer

5)    Bidang Logistik
a.    Pembinaan Bekal.
    1)    Bekal Kelas I.
a)    Menyalukan kenaikan dukungan beras sebesar  Rp  706,- TMT 1 Januari  2010.
b)    Mendisteribusikan rasum D dan F kepada petugas tugas jaga/dinas dalam.
2)    Bekal Kelas II.     Penerimaan jatah rutin Kaporlap berupa : 
a)    PDL Loreng    =      530   Stel.
b)    Kemeja PDH    =      530   Ptg.
c)    Celana PDH    =     532   Ptg.
d)    T-Shirt ijo    =      530   Ptg
3)    Bekal Kelas   III.   Mengajukan BMP dan menggunakanya sesuai operasional kegiatan.
4)    Bekal Kelas IV. Menggunakan dukungan ATK sesuai kebutuhan.   

5)    Bekal Kelas  V.
a)    Mengajukan kebutuhan munisi untuk kegiatan Latbakjatri setiap  triwulan saat ini untuk dukungan sangat terbatas.
b)    Mengawasi penggunaan munisi untuk kegiatan Latbakjatri.
c)    Mengadakan pertukaran minisi baru dengan munisi lama untuk latihan menembak
b.    Pembinaan Materiil.
1)    Senjata dan munisi.
a)    Mengadakan penguncian rangkap tiga  dan pengecekan senjata dan munisi setiap hari serta melaksanakan ketentuan sistim penggudangan.
b)    Membuat surat perintah setiap keluar/masuk  Jat dan Mu.
c)    Mengadakan pencatatan setiap keluar masuk Jat dan Mu.
d)    Membuat surat telegram ke jajaran Koramil untuk penggunaan  senjata dan munisi atas perintah.
e)    Mengadakan  pembersihan dan perawatan tingkat O secara rutin.
f)    Membuat kartu gantung dan mencatat tanggal waktu munisi masuk serta mengadakan tata ulang  tempat munisi.
g)    Membuat CCTV gudang senjata dan munisi.

2)    Kendaraan.
a)    Mengadakan Apel pengecekan  kendaraan setiap satu bulan sekali dan insidentil sesuai kepentingan.
b)    Mengadakan pemeliharaan tingkat O secara rutin.
c)    Mewajibkan kendaraan bersih pada saat masuk garase.
d)    Mengadakan pengecekan kendaraan, pemasangan AC  penggantian accu/ban dan perbaikan mesin secara swadaya.

6)    Bidang Kesejahteraan dan Moril
a)    Memberikan cuti tahunan secara bergiliran kepada seluruh anggota
b)    Mengajukan STL ke Komando Atas
c)    Mengajukan tunjangan Babinsa dan biaya Watzah.
d)    Menyalurkan pembayaran gaji setiap bulan kepada anggota melalui ATM BRI dan pembayaran rapel kenaikan gaji.
e)    Meningkatkan peran Koperasi satuan jajaran Kodim 0701/Bms.
f)    Memberikan ekstra fooding kepada anggota setiap hari Selasa dan Kamis sehabis kegiatan fisik.


7)    Dalam kekuatan rekapitulasi prosentase personel pada bulan Juli  2011 adalah sbb :
        1)    Koramil 01    : 97 %
        2)    Koramil 02    : 97 %
        3)    Koramil 03    : 97 %
        4)    Koramil 04    : 95 %
        5)    Koramil 05    : 86 %
        6)    Koramil 06    : 88 %
        7)    Koramil 07    : 86 %
        8)    Koramil 08    : 90 %
        9)    Koramil 09    : 83 %
        10)    Koramil 10    : 80 %
        11)    Koramil 11    : 83 %
        12)    Koramil 12    : 86 %
        13)    Koramil 13    : 75 %
        14)    Koramil 14    : 97 %
        15)    Koramil 15    : 72 %
        16)    Koramil 16    : 84 %
        17)    Koramil 17    : 90 %
        18)    Koramil 18    : 97 %
        19)    Koramil 19    : 97 %
        20)    Koramil 20    : 79 %
        21)    Koramil 21    : 97 %
        22)    Koramil 22    : 73 %
        23)    Koramil 23    : 90 %
        24)    Koramil 24    : 91 %
        25)    Koramil 25    : 93 %
   
8).     Pembinaan Bidang Teritorial
a.    Pembinaan Tehnis Teritorial
        1.    Pembinaan Satuan, Kegiatan yang dilaksanakan.
        a)    Melaksanakan latihan satuan berupa latnister tingkat koramil agar Babinsa mampu melaksanakan pembinaan teritorial sesuai dengan tugas dan fungsinya.
        b)    Melaksanakan latihan satuan tingkat Babinsa agar mamiliki 5 kemampuan pembinaan teritorial serta mampu memecahkan permasalahan yang timbul.
        c)    Memberikan pengetahuan binter pada anggota agar mampu melaksanakan binter di lingkungannya.
        d)    Melaksanakan latihan perorangan yang meliputi Permildas, menembak dan binjas secara rutin sesuai jadwal satuan.
        e)    Mengikutsertakan pendidikan Secaba bagi para Tamtama yang memenuhi syarat.

        2)    Hasil yang dicapai
a)    Adanya peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang timbul di daerah
b)    Meningkatkan penyelenggaraan Koordinasi Staf yang lebih baik sehingga semua tugas-tugas yang timbul di daerah maupun program dari Ko Atas dapat diselesaikan dengan baik dan lancar
c)    Secara umum anggota telah melaksanakan tugas Binter, namun masih perlu peningkatan pengetahuan Binter
d)    Bertambah baiknya nilai-nilai hasil menembak bagi anggota dibandingkan hasil yang telah lalu
e)    Bertambah baiknya nilai-nilai hasil  kesamaptaan jasmani bagi anggota jika dibandingkan hasil tahun-tahun sebelumnya
f)    Terpeliharanya sarana/prasarana yang ada dan data sesuai dengan perkembangan daerah guna pelaksanaan Binter

b.    Pembinaan Fungsi Teritorial
            1)    Bidang Demografi
a)    Kegiatan yang dilaksanakan
    (1)    Melaksanakan pembinaan untuk mewujudkan sistem negara dan sistem logistik wilayah yang melibatkan seluruh warga negara
    (2)    Melaksanakan penyuluhan tentang kesadaran bernegara kepada masyarakat khususnya pemuda pedesaan
    (3)    Melaksanakan pendataan secara rutin kepada personel Ratih, KBT, Menwa dan alumni Menwa
    (4)    Membantu melaksanakan penyuluhan Dinas Transmigrasi dan BKCKB (Badan Kependudukan Catatan Sipil Keluarga Berencana) untuk menyukseskan program Transmigrasi dan Keluarga Berencana.
b)    Hasil yang dicapai
    (1)    Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam bidang bela negara rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
    (2)    Bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menjadi anggota Hansip/Linmas namun masih perlu dipicu lagi.
    (3)    Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program KB dan meningkatnya kesejahteraan hidup di wilayah pedesaan.
    (4)    Tersedianya data Alwa/Menwa dalam rangka kepentingan Hankam.
            3)    Bidang Kondisi Sosial
        a)    Kegiatan yang dilaksanakan
                (1)    Idiologi
        (a) Memantau kegiatan Parpol terhadap penyelenggaraan Pancasila dalam kehidupan berpolitik walaupun Pancasila adalah dasar NKRI.
    (b)    Tetap memantau dan melaksanakan kegiatan sisa eks G 30 S/PKI dan golongan radikal lainnya.
(2)    Politik   
Memelihara stabilitas politik terutama mencegah jangan sampai timbul SARA meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan nasional dan program lainnya.
(3)    Ekonomi
    (a)    Mengikuti perputaran roda perekonomian agar tetap stabil dan terkendali, sekalipun ada kenaikan harga sembako pada setiap saat.
    (b)    Membantu melaksanakan Koperasi Unit Desa (KUD) terutama pada saat pelaksanaan TMMD.
(4)    Sosial Budaya
        (a)    Ikut memelihara, menggali dan melestarikan kesenian rakyat.
    (b)    Meningkatkan daya tanggap dan kepekaan aparat Pemerintah dan masyarakat terhadap gejolak negatif maupun keresahan sosial di daerah lebih dini.
    (c)    Meningkatkan pembinaan generasi muda khususnya para pelajar dan mahasiswa guna mencegah kenakalan remaja dan perkelahian massal serta bahaya terhadap Narkoba.

            (5)    Agama
    (a)    Ikut berupaya menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama.
    (b)    Melaksanakan pembinaan kepada para tokoh agama guna mencegah meluasnya isyu Kristenisasi dan timbulnya perpecahan antar agama.
    (6)    Keamanan
    (a)    Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap eks tahanan/napi G 30 S/PKI secara terus menerus serta memberikan penerangan pembinaan terhadap masyarakat tentang bahaya laten komunis dan bahaya radikal kiri/kanan maupun radikal lainnya.
    (b)    Mengadakan pembinaan terhadap masyarakat, aparat Pemda tentang peran dan tanggung jawab dalam upaya menciptakan stabilitas wilayah.
    (c)    Menyusun dan memperbaiki Protap yang telah ada disesuaikan hakekat ancaman yang mungkin timbul.
        b)    Hasil yang dicapai
    (1)    Bidang Idiologi.    Pancasila telah diterima oleh masyarakat walaupun ada parpol yang berazazkan agama.
    (2)    Politik.        Terciptanya hubungan antara aparat pemerintah daerah yang cukup baik, program-program pemerintah dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
    (3)    Ekonomi    Walaupun ada kenaikan harga namun harga sembako masih terjangkau oleh masyarakat di wilayah Kab. Banyumas.
    (4)    Agama.    Terwujudnya kerukunan hidup antar umat beragama di wilayah Kodim 0701/Bms masih harmonis.
    (5)    Keamanan.    Terciptanya kondisi aman di wilayah sehingga dapat mendukung program pembangunan di daerah.
    2)    Pembinaan Bhakti TNI
a)    Kegiatan yang dilaksanakan
(1)    Meningkatnya KKS TNI dan Karya Bhakti TNI untuk memelihara keakraban dan keserasian hubungan TNI dengan rakyat.
7.    Pembinaan Piranti Lunak
a.    Memelihara dan merawat barang-barang inventaris kantor.
b.    Menambah piranti-piranti lain guna mendukung kelancaran tugas.
c.    Menginventarisir kondisi terhadap semua piranti-piranti yang ada.
d.    Mebngadakan perbaikan.

8.    Pembinaan Latihan
Dalam rangka mewujudkan kesiapsiagaan dan operasional satuan Kodim 0701/Banyumas pada setiap tahunnya selalu melaksnakan pembinaan latihan sesuai program satuan maupun derektif latihan dari komando atas yang meliputi :
a.    Latihan perorangan (UTP Umum) maupun UTJ.
b.    Latihan menembak jatri yang dilaksanakan tiap tri wulan.
c.    Latihan satuan (Gladi Posko 1) yang dilaksanakan di Korem 071/Wk maupun di Kodim 0701/Bms.
d.    Latihan teknis/taktis intel.
e.    Latihan dalam satuan yang telah dilaksanakan :
1)    Kesamaptaan Jasmani yang dilaksanakan pada tiap semester.
2)    Apel Babinsa
3)    Latihan Permildas
4)    Latihan olahraga umum
5)    Latihan minggu militer yang dilaksanakan pada setiap bulannya (setelah ada program minggu militer).
6)    Latihan teknis teritorial.
7)    Latihan penanggulangan bencana alam.

BAB  IV
PENGABDIAN

Sejak terbentuknya Kodim 0701/Banyumas senantiasa tidak terlepas  dari keikut sertaannya dalam usaha mempertahankan NKRI. Selaras dengan hakekat pertahanan negara, dalam upaya pertahanan negara Kodim 0701 Banyumas terus dikembangkan sesuai dengan sistem pertahanan negara yaitu Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta) yang telah ditetapkan oleh Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945, UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Sebagai bentuk pengabdian Kodim 0701/Bms adalah melaksanakan berbagai tugas yang dipikulnya guna mendukung dan mempertahankan NKRI dalam berbagai macam penugasan yaitu secara aktif ikut memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi di wilayah teritorialnya dalam membantu pemerintah daerah, yaitu :


10.    Bidang Intelijen
Dalam bidang Intelijen, bentuk pengabdiannya antara lain :
1)    Mengantisipasi dan pengendalian stabilitas Kamtibmas dalam rangka Pam SU MPR tahun 1997 (STR Danrem 071/Wk No STR/1433/1977).
2)    Melaksanakan tugas unit intel Dim 0701/Bms di wilayah (Skep Kasad No Kep/21/X/1997).
3)    Melaksanakan peran Posko Kewaspadaan (STR Danrem 071/Wk No STR/118/1998).
4)    Melaksanakan pemantauan yang mencakup/membahayakan stabilitas keamanan (STR Danrem 071/081/1998).
5)    Melaksanakan instruksi tentang deteksi dini dari kemungkinan tindak kerusuhan dan mengantisipasi dampak krisis moneter (STR Danrem 071/Wk No STR/484/1998).
6)    Melaksanakan antisipasi aksi Mahasiswa (STR Danrem 071/Wk          No STR/611/1998).
7)    Melaksanakan perintah untuk mengadakan pengawasan terhadap orang asing (STR Danrem 071/Wk No STR/657/1998).
8)    Melaksanakan perintah untuk mengadakan Lid tentang kegiatan NII di wilayah Kodim 0701/Bms (STR Danrem 071/Wk                        No STR/670/1998).
9)    Melaksanakan perintah untuk mengantisipasi aksi PRD dan tokoh Eks PKI di wilayah Kodim 0701/Bms (STR Danrem 071/Wk       No STR/975/1998).
10)    Melaksanakan perintah untuk tetap waspada terhadap bahaya laten G 30 S/PKI di wilayah Kodim 0701/Bms (STR Pangdam IV/Dip No STR/1094/1998).
11)    Melaksanakan perintah untuk mengintensifkan Lid mengungkap organisasi dan kegiatan Kont. DIV-10 beserta pengikutnya (STR Danrem 071/Wk No STR/080/1998).
12)    Melaksanakan perintah agar merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan Sosialisasi Bangkitnya Kembali Komunis (ST Danrem 071/Wk No Sprin/403/XI/2008).
13)    Melaksanakan perintah untuk merencanakan, menyiapkan, menyelenggarakan dan melaksanakan Latnis Unit Intel TA. 2010).
14)    Melaksanakan perintah untuk merencanakan, menyiapkan dan menyelenggarakan latihan taktis Intelijen TA. 2011 (ST Danrem 071/Wk No ST/338/2011)
15)    Melaksanakan penyuluhan hukum dan sosialisasi Narkoba kepada prajurit, PNS dan keluarganya terkait UU RI No. 35 TH 2009 tentang Narkotika (ST Danrem 071/Wk No STR/28/2011).
16)    Melaksanakan perintah untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan Kominda secara rutin setiap bulan yang diselenggarakan oleh Pemda setempat (ST Danrem 071/Wk No STR/45/2011).
17)    Melaksanakan perintah untuk mensosialisasikan Keputusan Bersama Tiga Menteri No. KEP-33/A/JA/6/2008 dan No. 199 th 2008 tanggal 9 Juni 2008 tentang peringatan dan perintah kepada penganut, anggota atau anggota pengurus Jamaat Islamiyah Indonesia (JAI) dan masyarakat (ST Pangdam IV/Dip No STR/368/2011).
18)    Melaksanakan perintah untuk menyelenggarakan dan melaksanakan latihan teknis Intelijen satuan Intelijen TA. 2011).
11.    Bidang Operasi
Bentuk kegiatan operasi yang dilaksanakan antara lain :
1)    Melaksanakan operasi pengamanan Pemilu tahun 1987 (Protap Pam Pemilu th 1987). (STR Danrem 071/Wk No STR/692/1986)
2)    Melaksanakan Pam VVIP dan VIP dalam rangka Kunker RI I di wilayah Kabupaten Banyumas tgl 20 Nopember 1996.
3)    Melaksanakan Pam VVIP dan VIP dalam rangka Kunker Pangdam IV/Diponegoro di Kodim 0701/Bms tgl 8-9 Maret 1997.
4)    Melaksanakan Pam Pemuli tahun 1999 di wilayah Kodim 0701/Bms (STR Danrem 071/Wk No STR/494/1999).
5)    Melaksanakan Pam VVIP dan VIP dalam rangka Kunker RI I di wilayah Kabupaten Banyumas tgl 4 Juni 2001.
6)    Melaksanakan Pam VVIP dan VIP dalam rangka Kunker RI II di wilayah Kabupaten Banyumas tgl 11 Juni 2001 dalam rangka penutupan Jamnas di Baturaden.
7)    Melaksanakan Pam VVIP dan VIP dalam rangka Kunker Pangdam IV/Diponegoro di wilayah Kabupaten Banyumas tgl 11 Januari 2001.
8)    Melaksanakan Pam VVIP dan VIP dalam rangka Kunker RI I di wilayah Kabupaten Banyumas tgl 4 Juni 2004 (STR Danrem 071/Wk No STR/25/2004)
9)    Melaksanakan Pam VVIP dan VIP dalam rangka Kunker RI  II di wilayah Kabupaten Banyumas tgl 28 Pebruari 2007 dalam rangka perjalanan via Kereta Api dari Jakarta menuju Surabaya melewati wilayah Kabupaten Banyumas.
10)    Melaksanakan Pam VVIP dan VIP dalam rangka pengamanan Pasis KSPS tgl 6 Agustus 2007.
11)    Melaksanakan pembentukan Koramil model dan pengesahan Koramil model di Kodim 0701/Bms (Skep Kasad No Skep/25/XII/1994).
12)    Melaksanakan Ops Bhakti Manunggal Aksara di wilayah Kodim 0701/Banyumas (Kep Bersama No 0319/U/94, 137 A/1994, 516/1994, Kep/14/XII/1994).
13)    Melaksanakan Ops Manunggal KB Kesehatan di wilayah Kodim 0701/Bms (Juknis Pangab No Juknis/01/VI/1995).
14)    Melaksanakan perubahan organisasi Kodim khususnya seksi Sospol menjadi seksi Teritorial (Keputusan Kasad No Kep/69b/XII/1996).
15)    Membantu Ops GN-OTA di wilayah Kodim 0701/Banyumas (ST Danrem 071/Wk No ST/823/1997).
16)    Melaksanakan pembentukan organisasi tugas unit intel Kodim 0701/Bms (Skep Kasad No Skep/21/X/1997).
17)    Melaksanakan operasi Sembako Manunggal Rakyat (SEMAR) di wilayah Kabupaten Banyumas (PJO TNI Masuk Desa No Kep/105/III/1998).
18)    Melaksanakan Ops Bhakti ABRI manunggal pertanian menggalakkan lahan tidur menjadi lahan yang produktif (Pedoman Umum Ops Bhakti ABRI Th 1998-1999).
19)    Melaksanakan Ops Gerhan di 8 Desa 6 Kecamatan sampai sekarang dalam tahap pemeliharaan (Skep Bupati Bms No 005/5936/2005).
20)    Melaksanakan Bhakti ABRI dalam rangka penanggulangan bencana alam di wilayah Kodim 0701/Bms (Juklap Pangab No Skep/687/XII/1992).
21)    Melaksanakan pembentukan kader penegak disiplin di wilayah Kodim 0701/Banyumas (Mabes TNI).
22)    Melaksanakan penunjukan para Danramil sebagai LO TNI di Posko Polri dalam keadaan rawan dan gawat (Sprin Danrem 071/Wk No Sprin/72/III/2004).
23)    Mengirimkan personel An. Kapten Inf Sugeng Pramono BKO ke Mabes TNI untuk melaksanakan operasi Intelijen di Nanggro Aceh Darussalam (Sprin Danrem 071/Wk No Sprin/258/VIII/2004).
24)    Mengirimkan personel An. Serda Sarwono dkk 6 orang dari Kodim 0701/Bms melaksanakan BKO di Yonif 407/Pk untuk melaksanakan operasi militer di NAD (Sprin Danrem 071/Wk No Sprin/213/VIII/2004).
13.    Bidang Teritorial
1).    Melaksanakan Ops Bhakti Manunggal Aksara di wilayah Kabupaten Banyumas (Kep Bersama No 0319/U/94, 137 A/1994, 516/1994. Kep/14/XII/1994).
2).    Melaksanakan Ops Manunggal KB Kesehatan di wilayah Kodim 0701/Bms (Juknis Pangab No Juknis/01/VI/1995).
3).    Melaksanakan operasi AMD Manunggal 55 tahun 1998/1999 dan Manunggal Sengkuyung di 3 desa Kecamatan Patikraja (ST Danrem 071/Wk No STR/489/1997).
4).    Melaksanakan operasi Sembako Manunggal Rakyat (SEMAR) di wilayah Kabupaten Banyumas (PJO TNI Masuk Desa No Kep/105/III/1998).
5).    Melaksanakan operasi AMD Manunggal 58 dan Manunggal Sengkuyung Tahap I di desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh (ST Danrem 071/Wk No STR/489/1998).
6).    Melaksanakan operasi AMD Manunggal Sengkuyung III di 2 desa Kecamatan Kalibagor (ST Danrem 071/Wk No STR/332/1999).
7).    Melaksanakan Ops Bhakti ABRI Manunggal Pertanian menggalakkan lahan tidur menjadi lahan yang produktif (Pedoman Umum Ops Bhakti ABRI Th 1998-1999).
8).    Melaksanakan operasi TMMD Manunggal 63 Tahap II tahun 2000 di 2 desa Kecamatan Lumbir (ST Danrem 071/Wk No STR/01/2000).
9).    Melaksanakan operasi TMMD Manunggal 67 Tahap I tahun 2002 di desa di 2 desa Kecamatan Lumbir (ST Danrem 071/Wk No ST/35/2002).
10).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung I Tahun 2003 di 4 desa Kecamatan Kalibagor (ST Danrem 071/Wk No ST/30/2003)
.11)    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung I Tahun 2004 di desa Banjar Parakan Kecamatan Rawalo (ST Danrem 071/Wk No ST/280/2004).
12).    Melaksanakan operasi TMKK di  wilayah Kab. Banyumas pada tahun 2004 ( ST Danrem 071/Wk No ST/302/2004).
13).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung II tahun 2004 di desa Karangpetir dan Karangpucung Kecamatan Tambak.
14).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung I tahun 2005 di desa Wlahar Kecamatan Rawalo (ST Danrem 071/Wk No ST/83/2005 tanggal 8 Maret 2005).
15).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung II tahun 2005 di desa Kaliurip Kecamatan Purwojati (ST Danrem 071/Wk No ST/117/2005 tanggal 23 Juni 2005).
16).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung I tahun 2006 di desa Gunung Wetan Kec. Jatilawang (ST Danrem 071/Wk No ST/57/2006 tanggal 16 Pebruari 2006).
17).    Melaksanakan operasi TMMD Reguler ke 77 tahun 2006 di desa Gancang dan Cihonje Kec. Gumelar (ST Danrem 071/Wk No STR/105/2006 tanggal 12 Juni 2006).
18).    Melaksanakan operasi TMKK Tmt. 3 Juli s/d 9 September 2006 di wilayah Kab. Banyumas (ST Danrem 071/Wk No ST/282/2006 tanggal 4 Juli 2006).
19).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung I tahun 2007 di desa Karang kemiri Kecamatan Pekuncen (ST Danrem No ST/56/2007 tanggal 29 Januari 2007).
20).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung II tahun 2007 di desa Dermaji Kecamatan Lumbir (ST Danrem 071/Wk No ST/74/2007).
21).    Melaksanakan operasi TMKK Tmt 1 Juli s/d 30 September 2007 di wilayah Kab. Banyumas (ST Danrem 071/Wk No ST/385/2007 tanggal 31 Agustus 2007).
22).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung I tahun 2008 di desa Susukan Kecamatan Sumbang (ST Danrem 071/Wk No ST/58/2008 tanggal 21 April 2008).
23).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung II di desa Banjarpanepen Kecamatan Sumpiuh (ST Danrem No ST/84/2008 tanggal 4 Juli 2008).
24).    Melaksanakan operasi TMKK Tmt. 1 Juli s/d 30 September 2008 di wilayah Kab. Banyumas.
25).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung I tahun 2009 di desa Karangsalam Kecamatan Kemranjen (ST Danrem No ST/235/2009 tanggal 13 Mei 2009).
26).    Melaksanakan operasi TMMD Sengkuyung II tahun 2009 di desa Pegalongan Kecamatan Patikraja (ST Danrem No ST/243/2009 tanggal 28 September 2009).
27).    Melaksanakan operasi TMKK Tmt. 1 Mei s/d 31 Oktober 2009 di wilayah Kab. Banyumas (ST Danrem 071/Wk No ST/68/2009 tanggal 14 April 2009).
28).    Melaksanakan operasi TMMD Reguler ke 84 tahun 2010 di desa Babakan Kecamatan Karanglewas (ST Danrem No ST/33/2010 tanggal 2 Pebruari 2010).
29).    Melaksanakan operasi pencanangan Bhakti TNI KB terpadu TA. 2010 pada hari Sabtu tanggal 15 Mei 2010 di lapangan Makodim 0701/Bms (ST Danrem 071/Wk No ST/194/2010 tanggal 19 April 2010).

BAB  VI
PENUTUP

    Penggunaan sejarah disesuaikan dengan peran dan fungsinya untuk mendukung keberhasilan dan pencapaian hasil yang optimal dalam melaksanakan tugas dan dapat digunakan sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan penulisan sejarah.
        Sejarah berdirinya Kodim 0701/Bms tidak terlepas dari perjuangan masyarakat yang berada di wilayah Banyumas dalam melawan penjajahan Belanda, serta adanya peran pimpinan pada masa itu, yang patut dicontoh dan dijadikan sebagai suri tauladan bagi generasi penerus bangsa. Untuk itu perlu digali lebih dalam sejarah satuan ini, karena penyusun merasa buku yang telah tersusun masih jauh dari sempurna, oleh karena itu mohon masukan baik dari satuan atas maupun pelaku sejarah.
        Demikian penulisan sejarah satuan Kodim 0701/Bms, mudah-mudahan bisa bermanfaat sebagai bahan masukan bagi Komando Atas untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

   

DAFTAR PUSTAKA


Tim DHC BPP-JSN 45 Banyumas, Banyumas Membara, Grafika Group Gombong, 2004

Mabesad, Buku Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Kesatuan Setingkat Brigade, 2007

Mabesad, Sosialisasi Penulisan Sejarah Satuan, Bandung, 2011

Kodim 0701/Bms, Memorandum, Purwokerto, 2009






ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

0 komentar:

Posting Komentar

Saya sangat menghargai dan mengharapkan saran dan komentar dari anda
Tentang artikel yang ada di blog ini...........................
Jangan memberikan komentar yang mengandung SPAM, SARA, PORNO
dan yang menimbulkan hal negatif tapi saya sangat mengharapkan komentar
yang bersifat membangun dan memperluas ilmu pengetahuan.